Kamis, 25 Agustus 2011

PBK Terjebak di Ampera.

Share on :


SAKSIKAN KEBAKARAN: Warga berjubel menyaksikan si jago merah melahap rumah warga dan ruko di Jln KHA Ahzari Lr Tangga Panjang I, Kelurahan 9/10 Ulu, Kecamatan SU I, Palembang, Rabu (24/8) malam. Hingga berita ini diturunkan api belum bisa dipadamkan.

2508sts2-1
SELAMATKAN BARANG: Warga berusaha menyelamatkan barang dari amukan si jago merah yang menghanguskan rumah warga Kelurahan 9/10 Ulu Kecamatan SU I, Rabu (24/8).

PALEMBANG --- Kebakaran besar di bulan Agustus terjadi kembali di Palembang. Setelah 16 rumah terbakar di Kelurahan Kentang 11 Agustus lalu, kini giliran Kelurahan 9/10 Ulu berkobar.

Api yang diduga berasal dari hubungan pendek arus listrik (korsleting) di ruko yang menjual kasur busa, Rabu (24/8) sekitar pukul 20.30 menghanguskan 12 rumah, 2 toko, 3 gudang di Jl KHA Azhari Lr Tangga Panjang I RT 43 RW 08 Kel 9/10 Ulu Kecamatan SU I.

Sebanyak 25 KK kehilangan tempat tinggal. Kawasan ini telah terbakar dua kali. Terakhir api membakar kawasan ini tahun lalu.

Ironisnya, sebanyak 6 mobil dinas pemadam kebakaran yang hendak melakukan pertolongan, terjebak kemacetan di atas Jembatan Ampera. Selama tiga jam, mobil PBK tak bisa bergerak di atas jembatan. Beruntung, 14 unit mobil PBK dari arah Seberang Ulu lolos dari kemacetan.

Untuk mengurai kemacetan, sekitar pukul 22.30, jajaran Polresta Palembang menutup total arus lalin di atas Jembatan Ampera agar mobil PBK bisa melintas. Hingga berita ini diturunkan, api masih berkobar.

Kapolresta Palembang Kombes Pol Agus Sulistiono didampingi Kasat Reskrim Polresta Palembang Kompol Fredo Situmorang ketika ditemui di lokasi kebakaran menuturkan, hingga pukul 24.00, petugas PBK masih berupaya memadamkan api. Pihaknya juga berupaya membuka jalur yang macet karena banyaknya warga yang berhenti di atas jembatan Ampera agar mobil pemadam bisa menuju ke lokasi kebakaran. “Kita sama-sama berupaya agar tidak ada korban jiwa,” ujarnya.

Sementara itu dua petugas PBK yang mengalami luka karena terkena kayu dan mengalami keram. Keduanya langsung dilarikan ke rumah sakit terdekat untuk mendapatkan pertolongan.

Upaya pemadaman terkendala karena banyaknya warga yang menonton di atas jembatan. Kondisi ini mengakibatkan arus lalin di atas jembatan macet total.

Kepala Dinas PBK Palembang, Dicky Lenggardi mengatakan, pihaknya mengerahkan sebanyak 20 unit mobil PBK dan dua speedboat untuk membantu menyedot air dari Sungai Musi.
Yang bisa masuk ke lokasi kebakaran hanya 14 kendaraan, sedangkan untuk 6 unit sisanya terjebak di atas jembatan Ampera karena macet.

“Ada dua anggota kita yang terluka sekarang sudah dibawah ke rumah sakit,” jelasnya.

Api yang besar dan angin yang bertiup kencang membuat petugas pemadam kebakaran kesulitan untuk memadamkan api. Terlihat lapak-lapak pedagang sudah ludes terbakar dan petugas masih berupaya memadamkan api yang ditakutkan merambat ke rumah di sekitar lokasi kebakaran.

Faisol, staf Kel 9/10 mengatakan, kebakaran menghanguskan 15 bangunan terdiri dari tiga pintu Toko Logam Mulia yang menjual bahan bangunan. Dua toko manisan Omega dan Asiong.
“Diperkirakan ada 25 kepala keluarga. Untuk jumlah jiwa belum diketahui. Korban jiwa belum diketahui. Namun diperkirakan tidak ada. Kejadian sekitar pukul 20.30,” jelas Faisol.



Kebakaran yang terjadi semalam dimanfaatkan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab, dengan mencuri barang-barang korban kebakaran.

Nita (30), korban kebakaran mengatakan, ia saat kebakaran terjadi sedang melakukan salat tarawih. Api yang mulai membesar dan membakar rumahnya membuat dirinya tidak sempat menyelamatkan harta benda seluruhnya.

”Waktu kejadian banyak warga yang membantu untuk menyelamatkan barang-barangnya,” katanya.

Nita tidak mengetahui siapa saja warga yang ikut membantu mengangkat barang miliknya. Barang-barang yang bisa diselamatkan dikumpulkan di tempat yang aman tepatnya dibawah Jembatan Ampera.

Nita baru sadar ketika keponakannya mengatakan bahwa waktu kebakaran ada pemuda yang membawa TV, DVD serta Dispenser, tapi barang tersebut tidak terkumpul dengan barang milik lainya. Mengetahui TV,DVD dan Dispenser diambil orang, Nita sempat menjerit-jerit. “Balekela barang-barang aku ni, bukannyo nak nolong malah cari kesempatan,” ujarnya sambil meneteskan air mata. (cw2/cw5/cw7/mg4/mg14/mg17)

Sriwijaya Post - Kamis, 25 Agustus 2011

0 komentar:

Posting Komentar