Jumat, 20 Juli 2012

Gubernur Sumsel Ambil Alih Sengketa Warga-PTPN VII

Gubernur Sumsel Ambil Alih Sengketa Warga-PTPN VII

PALEMBANG - Gubernur Sumatera Selatan Alex Noerdin menyatakan mengambilalih kasus sengketa lahan masyarakat Ogan Ilir (OI) dengan PTPN VII Cinta Manis. Dia menyebutkan saat ini lahan tersebut berstatus quo sampai ada kejelasan lebih lanjut dari pemerintah.

"Hari ini saya sudah perintahkan BPN untuk mengukur ulang, tetapi dengan pengukuran menggunakan Citra Satelit untuk lahan yang belum ber-HGU," ujar Alex Noerdin, di depan hadirin rapat paripurna dewan di DPRD Sumsel, Jumat (20/7/2012).

Alex menambahkan jika hasil pengukuran ulang lahan terjadi kelebihan maka lahan lebih tersebut harus diserahkan ke pihak yang berhak menerimanya.

Ia menyayangkan terjadinya perusakan dan anarkis yang dilakukan masyarakat hingga menyebabkan kerugian dan kasusnya sudah menjadi perhatian nasional bahkan internasional.

Terhadap warga yang kini diamankan di Polres OI, Alex mengaku tetap menjalani proses hukum karena negara ini berdasarkan hukum dan warga harus menghormati proses hukum.

Disinggung anggota dewan Rusdi Tahar yang ditangkap polisi kemudian mengalami pemukulan, Alex menyebutkan bahwa hal itu bukan penangkapan tetapi diamankan.


Alex juga meminta maaf karena beberapa bulan kurang aktif karena mengikuti Pilkada DKI sehingga perhatian terhadap kondisi daerah sedikit terngganggu.

"Sekarang kasus ini saya ambilalih, kalaupun warga berada di pihak yang benar tetapi jika melakukan peruskan, jadinya juga salah," ujar Alex.

Alex mengaku sudah melihat langsung ke lokasi terjadinya perusakan di lahan tebu Cinta manis khususnya Rayon III. Menurutnya sebagai gubernur pilihan rakyat, dirinya tidak ada rasa takut sama sekali ketika menerobos kerumunan warga yang bersenjata tajam berada di lokasi bahkan dirinya langsung dihampiri warga ketika memberikan penjelasan di lokasi.

"Kalau saya lihat ada ribuan hektare kebun tebu yang terbakar, sayang ini terjadi di saat kita masih menginpor gula," katanya.

Menjawab pertanyaan Sripoku.com, seputar sumbangan gula PTPN VII Cinta manis yang hanya berkisar di angka 4-5 persen untuk kebutuhan gula nasional sehingga kebutuhan gula tetap masih terus mengimpor, Alex mengaku semua itu diserahkan ke tim yang sedang melakukan tugasnya untuk memberikan rekomendasinya nanti.

Penulis : Tarso
Editor : Soegeng Haryadi
Sriwijaya Post - Jumat, 20 Juli 2012 13:13 WIB

Aksi Duduk Warga Ogan Ilir

Aksi Duduk Warga Ogan Ilir
Aksi Duduk Warga Ogan IlirAksi Duduk Warga Ogan Ilir

Ribuan warga yang tergabung dalam Gerakan Petani Penegak Bersatu (GPPB) mendatangi Polda Sumsel, Jumat (20/7/2012). Mereka memprotes dan mempertanyakan kasus yang terjadi di Desa Tanjung Batu, Sribandung dan desa lain disekitar Pabrik Gula Cinta Manis, Kabupaten Ogan Ilir. Aksi orasi dibawah koordinator Direktur Walhi Sumsel, Anwar Sadat, menuntut agar polisi membebaskan 12 petani yang ditangkap dan mengganti motor yang diduga dibakar aparat.

Penulis : Syahrul Hidayat
Editor : Soegeng Haryadi
Sriwijaya Post - Jumat, 20 Juli 2012 14:32 WIB

Pedagang Protes Lokasi Pasar Beduk Dipindah

Pedagang Protes Lokasi Pasar Beduk Dipindah
Sejumlah pedagang pasar beduk di kawasan Monpera melakukan aksi demo sambil membawa poster serta anak-anak menolak dipindahkan ke kawasan pasar beduk Taman Kambang Iwak Jalan Tasik, Jumat (20/7)

PALEMBANG - Rencana Pemerintah Kota (Pemkot) Palembang memindahkan Pasar Beduk dari halaman Monumen Perjuangan Rakyat (Monpera), Jl Merdeka ke kawasan Kambang Iwak (KI) ditolak puluhan pedagang.

Siang tadi para pedagang ini protes dan meminta uang pendaftaran sebesar Rp 600 ribu dikembalikan.

Pedagang mengaku bakal rugi puluhan juta jika dilakukan relokasi, mengingat KI dianggap tidak strategis dan sepi.

“Kami baru mendapat kabar kalau Pasar Beduk ini akan dipindahkan ke KI Kamis (19/7) malam. Padahal kami sudah siap-siap untuk buka dagangan Sabtu (21/7) ini,” ujar Asep kepada Sripoku.com, salah seorang pedagang yang ditemui di halaman Monpera bersama puluhan pedagang lainnya.

Asep menilai, relokasi yang dilakukan Pemkot Palembang terkesan dadakan dan tidak terencana sejak jauh hari. Bahkan para pedagang baru mendapat informasi ada pembongkaran kios sehari lalu.

Menurut dia, Pasar Beduk sudah tepat berada di halaman Monpera. Sebab, selain strategis tempatnya juga luas dan ramai pengunjung.

“Orang sudah maklum kalau Pasar Beduk itu di sini (Monpera). Kalau di KI itu sepi, dan kami bakal rugi puluhan juta kalau jualan di sana. Apalagi kami sudah banyak mengeluarkan biaya untuk membeli bahan dan barang dagangan,” katanya.

Jika rencana pemindahan tetap akan dilakukan, sejumlah pedagang akan mengambil sikap dan tindakan serta meminta uang pendaftaran dikembalikan. Mereka mengecam keputusan sepihak Pemkot Palembang dan menyatakan mundur.

“Tahun lalu dalam sehari kami bisa menghasilkan uang Rp 1,6 juta di Monpera. Kalau di KI, belum tentu bisa,” tandasnya.

Penulis : Eko Adiasaputro
Editor : Sudarwan
Sriwijaya Post - Jumat, 20 Juli 2012 17:29 WIB