Senin, 07 Mei 2012

Senyum Itu Hindari Stres, Tetapi Jangan Senyum Kuda

Karena itu senyum memberikan banyak manfaat, selain memperindah wajah, juga mampu meredakan stres, membentuk daya tahan tubuh yang lebih baik.

Demikian disampaikan ahli kesehatan dari Universitas Gadjah Mada Yogyakarta Rahma Kusumawardani dalam seminar “Menciptakan Senyum Berkualitas, Peran dan Kontribusi Kedokteran Gigi Klinik”.

“Sebuah senyum dapat terjadi secara spontan atau dibuat-buat. Senyum sehat dan menawan merupakan gambaran senyum yang sempurna,” katanya.



Ia mengatakan, untuk mendapatkan senyum yang sempurna perlu diperhatikan beberapa hal penting, antara lain gigi, bibir, gusi, bentuk, dan ukuran wajah.

“Warna putih gigi sebaiknya menyerupai warna putih pada mata. Jika warna gigi terlalu putih, maka akan terlihat terlalu mendominasi,” kata Rahma.

Menurut dia, untuk mendapatkan senyum yang sempurna dan ideal sebaiknya lebar bibir tidak melebihi setengah lebar wajah, sedangkan untuk memperoleh efek terbaik, kedua bibir simetris pada garis tengah wajah.

Selain itu, gigi yang terlihat pada saat tersenyum sebaiknya tampak rata, dengan gigi bagian atas terlihat dominan dibandingkan dengan gigi bagian bawah.

“Hindari ’senyum kuda’, sehingga ketika senyum gusi yang terlihat harus sangat sedikit dengan warna gusi yang sehat, merah muda,” kata Rahma.

Pakar kesehatan gigi dan mulut dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Ahmad Syaifi mengatakan, dengan memiliki gusi sehat dan indah tentu akan menunjang penampilan atau estetika.

“Memiliki gusi sehat dan indah juga akan menambah rasa percaya diri dan mampu mempertahankan eksistensi gigi. Hal itu juga akan berpengaruh pada kesehatan tubuh,” kata Syaifi. (sehatnews)

Editor : Soegeng Haryadi
Sriwijaya Post - Kamis, 3 Mei 2012

Sabtu, 05 Mei 2012

Tifatul: Internet Lambat Itu Urusan Operator

JAKARTA - Menteri Komunikasi dan Informatika Tifatul Sembiring angkat bicara soal hasil penelitian lembaga riset dari Amerika Serikat, Akamai yang menyebut kecepatan internet di Indonesia dinilai paling lambat se-Asia.

Menurutnya, penetapan kecepatan internet itu urusan operator, bukan pemerintah.

"Saya terima tuduhan (hasil riset) itu. Tapi seharusnya itu urusan operator, kan mereka yang berjualan. Penetapan kecepatan internet itu bukan urusan pemerintah," kata Tifatul selepas melantik pengurus baru Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI) di Gedung Kemenkominfo Jakarta, Rabu (2/5/2012).

Menurut Tifatul, meski bukan urusan pemerintah, Kemenkominfo tidak memiliki hak untuk memaksakan operator dalam menaikkan kecepatan internet di tanah air. Sehingga hanya operator yang bisa menentukan kecepatan internet sekaligus tarifnya.